Kaleidoskop 2015
Januari 02, 2016
Setelah
lebih dari 5 tahun mempunyai blog ini, saya menyadari bahwa kebiasaan saya
menulis kaleidoskop di akhir tahun ada manfaatnya juga. Saya bisa mereview
apa-apa saja yang sudah dilakukan, apa yang cuma sebatas wacana, ataupun
sesuatu yang harus segera di selesaikan. Jika melihat postingan di blog tahun 2015
rasanya kok sedikit sekali ya? Sebetulnya banyak cerita yang tergoreskan, namun
apa daya memang kalau mau menulis itu kita harus meluangkan waktu dan pikiran
supaya hasilnya maksimal. Terasa sulit dikala beragam aktivitas yang mendera
datang silih berganti ditambah syndrom mager yang tak kunjung sembuh jua.
Baiklah, berikut ini rangkuman cerita yang terukir sepanjang tahun ini:
Januari
Awal tahun ini diisi dengan rangkaian seleksi asisten
program di pusat studi jerman (asprog pusman), mulai dari seleksi berkas hingga
interview terlaksana dibulan ini. Kemudian saya juga menghabiskan waktu kurang
lebih 10 hari bersama kawan saya backpackeran ke Banyuwangi, Bali, dan Lombok.
Saya benar-benar menjadi backpacker gembel, karena percaya atau tidak, saya
hanya menghabiskan uang 800 ribuan. Pengalaman ke lombok ini merupakan
pengalaman traveling overland saya
terjauh! Kurang lebih 32 jam saya habiskan dalam kendaraan umum. Naik bis ke
banyuwangi, menyebrang kapal feri,
menumpang tidur di pelabuhan, ditipu supir angkot, mendapat saudara di lombok
utara, hingga menikmati keindahaan gili-gili menjadi penutup sempurna di bulan
ini. Ohiya, bonusnya saya diterima menjadi Assisten Program Pusat Studi Jerman
UGM selama setahun kedepan.
Februari
Bulan ini saya resmi memulai “karir” saya di Pusat Studi
Jerman sebagai Asisten Program. Banyak
penyesuaian dan adaptasi yang harus dilakukan, utamanya dalam pembagian waktu
antara magang dan juga kuliah. Ternyata menyisihkan waktu 5 jam perhari selama
seminggu membutuhkan usaha yang ekstra keras, tapi dibulan ini saya dapat ilmu
baru khususnya tentang proses administrasi maupun cara melayani pelanggan yang
baik (customer service)
Maret
Maret menjadi saksi bisu cita-cita dan perjuangan saya sejak
SMA akhirnya bisa terwujud juga. Ya, di bulan ini untuk pertama kalinya saya
bisa pergi keluar negeri secara GRATIS! Malaysia menjadi negara pertama yang
menghiasi buku paspor saya. Berawal dari modal nekat menulis essai tentang
perkembangan tol laut di indonesia, saya terpilih bersama 8 pemuda hebat
senusantara mewakili Indonesia dalam ASEAN Youth Program in Conjunction with
Langkawi International Maritime and Aerospace Exibithion 2015, sebuah pameran dirgantara dan kemaritiman dwitahunan
terbesar di Malaysia sekaligus sebagai salah satu yang terbesar di dunia. Kesempatan mendengar
kuliah langsung dari PM Malaysia, Najib Razaq, CEO AirAsia Tony Fernandez, dan
GM Airbus sekaligus menikmati keindahan Pulau Langkawi yang digadang-gadang
sebagai Bali-nya Malaysia merupakan anugerah teridah yang wajib untuk
disyukuri. Alhamdulillah.
April
Bulan ini saya diajak oleh salah satu kawan saya untuk ikut
coba-coba mendaftar seleksi Kapal Pemuda Nusantara (KPN) Sail Tomini 2015 yang akan diselengarakan pada bulan agustus-september mendatang. Saya
tahu program KPN ini sejak tahun lalu karena ada kakak kelas saya yang terpilih
sebagai peserta perwakilan DIY pada KPN Sail Ampat 2014 lalu. Program ini
memberikan kesempatan kepada kalian untuk bisa berkeliling Indonesia secara
GRATIS melihat keindahan Indonesia secara seutuhnya dan keberagaman budaya yang
ada didalamnya. Serangkaian tes dilalui di bulan ini, mulai dari mempersiapkan
berkas-berkas, kemudian tahap wawancara dengan pihak Balai Pemuda Olahraga
(BPO) Provinsi DIY, dan yang terakhir yang paling menentukan, seleksi Karantina
selama 4 hari di Youth Center Sleman.
Mei
Mei menjadi bulan dimana program kerja (proker) Asprog
Pusman pertama dimulai. Ada 6 proker
yang harus kami jalankan selama setahun ini dan proker pertama ini merupakan
proker yang terbesar dan paling berat karena melibatkan banyak sekali pihak, Europe Day 2015! Rangkaian acaranya ada kursus
gratis 5 bahasa (jerman, prancis, spanyol, rusia, hungaria) Food Bazar makanan
eropa, pameran pendidikan dan beasiswa eropa, serta pentas seni kebudayaan
Eropa di PKKH UGM. Acara ini mendapat dukungan yang besar dan mendapat sokongan
dana langsung dari perwakilan European Commision Indonesia serta DAAD Indonesia. Kemudian, rejeki kembali turun di bulan ini,
saya dinyatakan lolos sebagai delegasi DIY dalam Kapal Pemuda Nusantara Sail
Tomini 2015.
Juni
Ternyata, kelolosan di program KPN tidak serta merta membuat
saya ongkang-ongkang kaki menunggu hari keberangkatan tiba. Di bulan ini saya
mulai membuat format surat dan juga proposal sponsor dan juga donaturial untuk
disebar-sebar kemana-mana. Maklum, uang saku baru turun H-7 keberangkatan
padahal banyak sekali yang harus dipersiapkan. Kemudian di bulan ini Proker
kedua Pusman, Malam-Indonesia Jerman juga terlaksana dengan baik. Perpaduan
antara banyaknya kegiatan dan juga beban akademik yang semakin berat membuat
saya harus pintar-pintar membagi waktu. Akhirnya saya berhasil menuntaskan
tanggung jawab akademik saya di semester 4 walau ada beberapa mata kuliah yang
saya rasa kurang maksimal. Selain itu, akhirnya salah satu punggawa asprog
pusman ada yang “naik haji” juga ke Jerman, dialah Masgustian, mewakili Indonesia
dalam Ilmenau Student Week International Forum 2015 di kota Ilmenau, Jerman.
Joss gandos!
Juli
Di bulan ini hampir setiap hari saya lembur dengan
teman-teman KPN untuk mebahas segala persiapan. Tidak ada waktu untuk bermain
ataupun istirahat. Idul fitri saja kami hanya off sehari sebelum idul fitri dan
mulai ketemu lagi H+3 idul fitri. Mulai dari checklist barang-barang, strategi
mencari donatur, strategi menggaet
sponsor, promosi via online, latihan menari setiap hari untuk pertunjukan seni,
mempersiapkan souvenir, audiensi dengan bupati, hingga interview di surat kabar
sukses kami lakoni. Hal ini semata-mata kami lakukan untuk membawa nama baik
DIY dalam program tersebut serta menjadi bukti keseriusan kami dalam
mempromosikan DIY di kancah nasional kepada para peserta lain se Indonesia.
Perjuangan kami tidaklah sia-sia, karena banyak sekali pihak yang bersedia
menjadi sponsor dan juga donatur yang baik hati membantu segala persiapan kami
sebelum berangkat.
Agustus
Bulan ini, untuk kedua kalinya saya berhasil menginjakkan
kaki saya di luar negri. Kali ini Singapura menjadi negara kedua yang saya
sambangi setelah Malaysia melalui program Kuliah Kerja Perencaanaan (KKP) PWK
UGM 2015. Disini, kami, angkatan 2013 PWK UGM melakukan studi banding mengamati
negara kota Singapura dan juga mengunjungi instansi-instansi pemerintahan yang
terkait, serta melakukan kuliah tamu di National University Singapore. Akhirnya
apa yang dulu hanya bisa saya baca di buku-buku traveling dan juga di blog
orang bisa saya datangi, kurang Thailand saja yang harus saya taklukan paling
tidak tahun depan, dan salah satu poin tugas di lifeplan saya ketika masuk
kuliah bisa terwujud, yaitu “backpackeran ke Malaysia-Singapura-Thailand” Hehe.
Saya bersyukur dalam setahun bisa pergi ke dua negara ini, semoga dalam setahun
kedepan lebih banyak lagi negara yang bisa saya kunjungi. Amin.
September
September merupakan bulan dimana saya diijinkan untuk
melihat cakrawala Indonesia melalui program Kapal Pemuda Nusantara Sail Tomini
2015, melihat matahari terbit di lautan lepas serta melihat matahari terbenam di
laut yang berbeda lagi menjadi sunset terindah yang pernah saya saksikan.
Dengan menggunakan KRI Teluk Bintuni 520, saya diantar untuk mengunjungi 1/3
wilayah indonesia. Dengan rute Kota Baru (Kalimantan Selatan), Pulau
Siau-Tahuna-Melonguane (Talaud, Sulawesi Utara), Ternate (Maluku Utara), Parigi
Moutong (Teluk Tomini, Sulawesi Tengah) dan Pulau Muna (Sulawesi Tenggara).
Kesempatan untuk menjalin persaudaraan se Indonesia inilah yang sebenarnya
menjadi anugerah terindah disamping bisa jalan-jalan gratis terntunya hehe.
Sekarang saya tidak bingun lagi jika ingin pergi ke suatu tempat di Indonesia,
karena di setiap provinsi sekarang saya sudah punya kawan untuk dikunjungi.
Oktober
Pulang dari pelayaran, saya justru dapet kesempatan ke Pulau
Tidung, satu dari gugusan pulau yang ada di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Disini, kami mengikuti program pasca pelayaran yaitu menanam mangrove di bibir
pantai pulau tidung serta mengadakan kelas Inspirasi di beberapa SD yang ada
disana. Setelah itu, saya pulang ke jogja dengan membawa setumpuk “pekerjaan
rumah” karena saya bolos kuliah selama sebulan dan menghadapi UTS dengan jeda seminggu
ada di jogja. Nggak papa, no pain no gain because practice makes perfect. Lho (?)
November
Bulan November adalah bulan dimana saya menjadi “mahasiswa
normal” dimana saya bisa kuliah dengan baik dan magang di pusman juga jalan
terus setiap hari. Tugas-tugas mulai seperti kasih ibu, yang tak terhingga
sepanjang masa. Di bulan ini saya juga pertama kalinya membantu kakak tingkat
mengerjakan sebuah proyek yang di berikan oleh sebuah konsultan di Jogja
sebagai asisten surveyor dalam proyek Review RDTR dan Digitasi Peta Kecamatan Kalasan
2015. Lumayan, ini adalah pekerjaan sekaligus honor pertama saya di bidang
ke-PWK-an. hehe
Desember
Awal bulan desember ini, adalah penyelengaraan proker
terakhir asprog pusman, yaitu German Movie Day 2015 dimana saya diamanahi
menjadi ketuanya. Dibantu oleh Goethe Institut Jakarta, kami memutar 3 film
Jerman dan mengambil tempat di Ruang Bonang PKKH UGM. Setelah itu untuk pertama kalinya jadi EX di
diklat Teladan Hiking Association di Lereng Gunung Merbabu. Setelah tahun kemarin
menjadi pendiklat, kini menjadi EX dimana jobdescnya cuma “menguji mental”
hoho. Kemudian, untuk pertama kalinya menghadapi Display Studio dan diuji oleh
Bappeda karena studionya sudah studio wilayah. Dan diakhir tahun, “kontrak”
sebagai asprog pusman kelar sudah dan para punggawa nya mulai melanjutkan hidup
masing-masing. Ada mas Fahmi Alfian S.Kg yang lagi menjalani masa CoAss nya,
ada mba Rega Virgiyana S.Si yang lagi cari kerja di jakarta, ada mba Treviliana
S.IP yang mau S2 ke Aussie, mba Anik dan Mas Gustian yang masih berjuang
menghadapi skripsi, dan saya yang bentar lagi mau KP.
Wah, 2015 adalah tahun dimana saya harus bersyukur
banyak-banyak terhadap nikmat yang sudah diberi. Tapi, bukannya setiap tahun,
setiap bulan, setiap hari, kita harus selalu bersyukur?
Semoga apa yang terjadi ditahun ini tidak menjadikan saya
terlena, tetapi menjadi motor penggerak agar saya lebih baik lagi di tahun yang akan datang.
2016? Lets Rock!
1 komentar
Wunderbar
BalasHapus