Kisah Kasih Studio Terakhir

Juni 17, 2016



“Selamat kkn ya mas, selamat liburan juga, semoga kedepannya semakin sukses”- Pak Ari, Staff Bappeda Bantul sesaat setelah Display Studio Rencana Wilayah Berakhir.

Foto Bersama Bappeda Bantul sebagai Penguji Studio Display Rencana Wilayah

                Studio adalah mata kuliah wajib 5 sks yang menjadi backbone pendidikan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK). Semua mata kuliah dan ilmu yang kami pelajari di bangku kelas, semuanya dipraktekan dan dicurahkan dalam mata kuliah studio ini. Bisa dibayangkan, kami harus merangkai beragam kompleksitas ilmu dalam menyelesaikan beragam permasalahan dan dituntut untuk menyusunnya dengan bahasa formal sesuai peraturan namun dalam memaparkannya saat presentasi harus mengedepankan simplisitas yang orang awam pun akan paham jika mendengarkannya.

                Proses pengerjaan studio selalu dikerjakan dalam sebuah kelompok. Dan pada postingan kali ini saya tidak akan membahas tentang substansi yang dikerjakan selama studio, namun lebih kepada dinamika yang terjadi saat berproses dengan kelompok. Kelompok ini, menurut saya menjadi unsur penting dalam menjalani perkuliahan di PWK karena waktu kita di kampus sebagian banyak akan dihabiskan bersama kelompok studio ini. 

                Dulu saat Semester 1, saat awal pertama kali merasakan apa itu display studio, saya menulis kesan pesan saya terhadap teman-teman kelompok studio disini. Setelah itu, studio-studio yang lainnya berlanjut dengan ceritanya masing –masing.  Kini, setelah 3 tahun sejak studio pertama  berlalu, Studio 6 (Studio Rencana Wilayah) yang notabene studio terakhir di perkuliahan PWK sudah berhasil dilewati, dan itu artinya kami sudah menjadi mahasiswa Tingkat Akhir dengan kewajiban Tugas Akhir atau Skripsi yang melegenda itu. Sampai dititik ini, saya paham dan mengerti dalam menghadapi bermacam individu dengan beragam sifat yang disatukan dalam sebuah kelompok.

                Masa kerja kelompok studio wilayah ini berlangsung selama 1 tahun (2 Semester) karena studio nya dibagi menjadi 2, semester 5 kami mengerjakan studio analisis wilayah, dan semester 6 kami mengerjakan studio rencana wilayah dengan objek kota yang direncanakan sama, yaitu Kabupaten Bantul. Saya akan bercerita tentang teman-teman seperjuangan saya dalam melewati studio ini. Kami tergabung dalam Kelompok Bantul 1 yang terdiri dari 7 orang, 2 putra dan 1 putri. Beberapa dari mereka adalah teman studio saya di semester 1 dan yang lainnya adalah teman-teman yang “baru” dipersatukan di kelompok ini. Namun walau demikian, dari semua kelompok yang saya ikuti, mungkin kelompok terakhir ini yang paling memberi sentuhan personal yang kuat dan alami hingga saat ini.

                Orang pertama yang ingin saya ceritakan adalah Muhammad Retas Aqabah. Saya dan retas adalah dua orang cowok ganteng yang tergabung dalam kelompok Bantul 1. Reaksi pas pertama kali tau kalau sekelompok sama Retas Cuma bisa ketawa nggak jelas bareng habis itu langsung buru-buru minta maaf ke cewek-cewek kelompok. Karena pada awalnya saya berpikiran bahwa ini perpaduan yang tidak ideal, karena di kelompok lain ada yang anggotanya 8 dan 9, sementara kami hanya bertujuh, dengan 2 orang cowok yang ........ rajin mencari nafkah untuk istri di rumah sudah dicap sering menghilang karena banyak kegiatan di luar kampus. Retas ini awalnya ketua angkatan PWK UGM 2013, tapi saat itu dia sedang persiapan mencalonkan diri menjadi ketua BEM KMFT UGM dan akhirnya terpilih sampai sekarang. Sementara saya saat itu, masih terikat kontrak Asisten di Pusat Studi Jerman dan persiapan berangkat KPN, jadi ya tak elak kami mendapat julukan 2bangtoyib karena jarang banget bisa ikut kumpul. Selama kuliah di PWK, baru studio ini bisa kelompokan sama retas. Karena retas jarang ikut kumpul juga dan ketemu juga cuma di studio, saya masih merasa setahun ini kurang bisa akrab mendalam dengan retas. Maaf yo tas. Semoga selalu diberkahi jalanmu mengabdi di kehidupan kampus. Leiden is lijden. Semoga apa yang saat ini dirimu lakukan dapat menjadi modal kebermanfaatanmu kelak di masyarakat yang sesungguhnya.

                Niswati Mardliyyah. Dulu waktu belum kenal-kenal amat, niswah ini menjadi role model karena IP nya yang selalu cemerlang membuat kita berasumsi bahwa dia adalah sosok yang rajin belajar. Tapi setelah memasuki tahap kenal amat, niswa ternyata... ahelah ternyata mageran juga wkwk tapi pinternya tetep kok keturunan gen yang berkualitas berarti. Beruntung studio mbantul 1 punya niswah. Disaat yang lain ga ada yang mikirin studio, niswa ini masih merhatiin studio, konten-konten apa aja yang harus dibuat, nyatet-nyatet revisi, nge-backup-in kerjaan macem-macem. Kalau dilihat dari luar, niswa ini terlihat seperti sesosok gadis yang lemah dengan kulit putih letoy dan berkacamata. Namun pada kenyataanya, niswah berhasil mencapai puncak gunung merapi dan kalau disuruh begadang kuat sekali, walau cuma tidur sebentar terus langsung bangun, ontime lagi. Gila, kemampuan yang luar biasa. Sudah teruji dan terbukti pokoknya. Nis, semangat lah ya! Masih ada 1 studio lagi dan beberapa makul wajib yang harus kamu jalani, jan lupa KKN juga. Aku yakin kamu bisa lulus bareng kita, atau malah bisa lebih cepet :””  haturnuhun.

                Soraya Dzuraida. Sebelum tergabung dalam kelompok studio, Aya ini adalah sosok yang asing dalam kehidupanku. Halah. Kalau dirunut emang sebelum studio nggak pernah terlibat dalam sebuah urusan/kelompok yang intens jadi ya komunikasi juga ala kadarnya gitu. Tapi setelah satu kelompok ternyata untuk mengikis keterasingan itu juga butuh proses dan waktu yang tidak sebentar juga. Mungkin karena perbedaan selera humor dan status percintaan yang membuatnya begitu (?) Ya tapi semoga sekarang udah nggak kayak dulu ya yak, maaf juga kalo dalam setahun ini aku kurang bisa memahamimu maklum aku cowok ngga peka. Semoga setelah ini hubungan kita semakin membaik ya #oposihiki Terlepas dari urusan personal, dulu sebelum studio wilayah, atau dikelompok lain mungkin, pembagian desain pasti yang megang banyak orang, tapi di Bantul  1 aya ini yang megang semua desain output studio sepanjang tahun, nggak ngeluh dan seneng-seneng aja ngejalaninnya. Desainnya selalu lucu, simple, dan bagus. Ya gitu ya yak, ohiya makasih ya silverqueen dan secarik kertasnya :) dan terpenting, sebagai satu-satunya anggota kelompok yang memiliki status percintaan yang jelas, besok kalo nikahan kita diundang ya, semoga jodoh sama masnya yang sekarang, kalo nggak ya.... cari lagi! Haha

                Finky Larasati. Setelah kuingat-ingat, kita jadi akrab karena dipersatukan oleh latar belakang yang sama, yaitu BEKASI dengan segala cerita yang ada di dalamnya. Mulai dari situ ternyata selera humor receh kita nyambung. Beruntung mbantul 1 memiliki seorang finky karena dia sangat berkontribusi, kontribusi nyata untuk memberikan asupan gosip dan bahan nyinnyir yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota Bantul 1 wkwkwk gapaham lagi dah ama finky kalo udah nyinyir total banget dan ga bisa berenti :( Terkadang aku juga suka merasa insecure dideket finky karena finky secara spontan suka towel2 haha kurang-kurangin lah ya fink, besok towel2 nya sama yang udah halal aja lebih niqmat. Finky juga dianugerahi kemampuan yang lebih oleh Tuhan yaitu dikaruniai tingkat kemageran tertinggi di antara kami. Paling ga bisa diajak begadang luxury dan lebih memilih mengerjakan sampai larut malam kemudian pulang ke kos untuk tidur secara wajar berbalut selimut kesayangan. Tapi dibalik itu semua, finky bertanggung jawab dengan kerjaannya dan tidak segan membantu pekerjaan teman yang lain kalau dia udah selesai, walau dinyinyirin dulu :( anyway, makasih ya fink dan mohon maaf kalo ada becandaan yang ga pas dan menyakiti hati. Semoga selalu bahagia. Jangan lupa akrab dan mengakrabi teman-teman KKN cikangkungmu itu ya, siapa tau jodohmu ada disitu :))))))))))

                Dinda Putri Ramadhani. Dinda ini mah temen banget udah dulu soalnya dulu semester 1 studio bareng. Dari jaman tahun baru Cuma makan nasi goreng didepan UNY sampe taun baru kemaren ngerjain UAS sukses dilewati mbaknda, anak mama yang berjuang hidup di rantauan dengan sukacita. Btw, postingan ini dibuat juga atas permintaan dinda di group studio. Nih din udah kutulisin, seneng ga? Wkwk. Banyak banget perubahan yang dialami dinda selama ini, mulai dari seorang wanita binal yang menunggu datangnya hidayah, sampai sekarang mencoba belajar menjadi ukhti solekhah dengan hijab yang menutupi kepalanya. Subhanallah Ukthi, btw maaf kalo bahasanya kasar kan katanya udah temen banget? Wkwkwk. Kalo di studio ini, dinda biasanya selalu menjadi orang yang paling telat dan susah bangun. Kalo kita kumpul jam 8, dinda biasanya baru dateng jam 9, 10, atau jam 11 pun juga pernah. Gapapa setidaknya dirimu meninggalkan kesan itu, jadi ada bahan buat ditulis deh. Haha. Tapi walau gitu, dinda ini orangnya baik sumpah, suka menolong, dan hobi nya menceritakan orang alias gosip alias nyinyir, ya sebelas duabelas lah ama finky. Dibalik keceriaan yang dia bawa sehari-hari, dinda ini hatinya rapuh dan gampang mewek. Hikz. Din, semoga istiqomah ya, makin jago milih kerudungnya, makin betah berhijrah, semoga ada relasi ku yang baca ini dan tertarik menjadikanmu jodohnya. Amin.

                 May Larasati. Mae, nama panggung hitz bambanglipuro yang satu ini merupakan konco kenthel juga sedjak semester 1 kita sudah sestudio bareng. Seneng banget kekancan karo mae, soale aku sering minta diajarin sesuatu yang aku ga ngerti dan dia tidak lelah untuk menjelaskan, walau sakdurunge di unek2kke sikek, tapi rapopo ku terima walau sakit. Haha. Mae, sejauh yang aku kenal merupakan orang yang simple dan tidak neko-neko, hidupnya lurus-lurus saja, hanya berkutat dengan kegiatan kampus di PWK dan mengurus ponakan2 nya yang masih kecil dirumah. Kalau sudah diberi amanah dan tugas dia akan mengerjakannya dan terkadang terlalu overthinking terhadap itu sehingga dia gampang gelisah. Di studio paling rajin, paling berangkat pagi, dan ngerjain semua-muanya juga lah. Kehadiran mae di mbantul 1 merupakan anugerah karena dia adalah stakeholder yang lahir, besar, dan tumbuhberkembang di kabupaten Bantul sehingga kami tidk kesulitan untuk mengumpulkan data primer berupa wawancara dengan masyarakat sekitar. Nuwun ya mae untuk bantuannya, sesok nak aku skripsian aku dibantu-bantu meneh yo mae. Ohiya, kini mae mendapat tantangan lebih, dia menjadi kormasit KKN di sebuah desa di Boyolali. Sukses mae, siapa tae kecanthol pemuda desa sekitar :))

                Wah paraaah, padahal niatnya mau nulis yang formal dan profesional gitu tapi kalo nulis tentang kalian kok ngga bisa yaa? Haha. Liat aja itu gaya tulisan diawal begitu, tapi ini akhirnya malah jadi begini. Gapapa lah ya. Tulisan ini kubuat dari lubuk hati yang terdalam, jadi ngalir aja ga dibuat-buat untuk sekedar pencitraaan. Ya kalian, di mataku, memang begitulah adanya.

                Aku beruntung dipersatukan dengan kalian, nggak dikelompok lain. Coba kalo dikelompok lain, paling kehadiranku dan retas cuma dijadikan bahan nyinyiran ketika kami tidak ada bersama mereka. Makasih juga udah mau nge back-up kerjaan2ku yang terbengkalai waktu kutinggal pergi-pergi terus. Kayaknya aku deh yang paling banyak perginya :(

                Aku mau minta maaf ya kalau selama kita berproses bareng-bareng ada tindak tandukku yang salah, omongan dan bercandaanku yang menyakiti hati, dan segala hal yang membuat kalian tidak berkenan, aku minta maaf.  Aku juga mau bilang makasiih banget untuk bantuannya selama setahun ini. Nggak ngerti lagi kalau bukan kalian, studioku bakalan gimana. Makasih udah jadi temen-temen yang hebat, semoga semester 7 dan 8, dan seterusnya, pertemanan kita bisa lanjut terus ya :”)

Atas (ki-ka): Finky, Niswa, Aya - Bawah (ki-ka): Retas, May, Dinda, Saya

 Terakhir,

Terimakasih untuk studio yang mengalir dan tidak memaksa diri.
Terimakasih telah mengerti dan memahami.
Terimakasih telah menjadi diri kalian sendiri.
Terimakasih telah menjadi tempat untuk kembali, disaat yang lain pergi.


               
Kasihan, Bantul,
23:51 WIB

Satria Taru

You Might Also Like

0 komentar