Asia Aerospace City: Mega Proyek Malaysia Menuju Hub Internasional Dunia
April 07, 2015
Tulisan ini di muat di Rubrik "Overseas" dalam Buletin RUANG Edisi 1/7 April 2015, Buletin Mingguan PWK UGM.
Malaysia, yang merupakan negara
tetangga terdekat kita, kini menjadi negara yang paling unggul dalam bidang
industri dirgantara di seantero ASEAN. Bahkan sejak kemunculan AirAsia dengan penerbangan murahnya,
pengusaha airline yang dulu tidak
pernah serius menggarap Low Cost Carrier,
sekarang berbondong-bondong menaruh investasi mereka pada segmen pasar
tersebut. Malaysia kini menjadi game
changer di dunia aviasi global karena bisa merubah paradigma dunia
penerbangan. Tak heran jika AirAsia
menjadi Low Cost Carrier terbesar dan
tersukses di dunia.
Malaysia,
dengan keuntungan geopolitiknya, ekonomi yang berkembang pesat dan tenaga kerja
yang siap dengan dunia industri, memasuki babak baru dalam industri
penerbangan. Dengan potensi 20.000 Insinyur yang diluluskan setiap tahunnya, yang
kebanyakan berasal dari jurusan Mesin, Elektro, dan Elektronika tentu menjadi
penunjang yang sangat menguntungkan bagi industri penerbangan Malaysia. Pemerintah
Malaysia sangat berkomitmen dalam menangkap peluang tersebut. Hal ini terlihat
dari investasi jangka panjang yang digelontorkan, pembangunan berbagai infrastruktur
penunjang, mengembangkan bisnis dan industri strategis, sera pengimplementasian
rencana strategis untuk memastikan efisiensi biaya dan perkembangan tenaga kerja
berbasis industri.
Salah
satu rencana Pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan membangun
mega proyek Asia Aerospace City
(AAC). AAC merupakan zona khusus seluas 20000 m2 dengan konsep waterfront design yang mengacu pada Leadership in Energy and Environmental
Design (LEED) Green’s Building rating system for New Construction dari The US Green Building Council sehingga
bisa dipastikan prinsip keberlanjutan lingkungan sangat diperhatikan terutama
dengan penggunaan energy serta metode pengolahan air hujan yang efisien.
AAC
adalah sebuah super block yang
terdiri dari 13 block 9 lantai dan
beragam fasilitas penunjang seperti Convention
Centre untuk eksibisi dirgantara, konferensi, ataupun event pendidikan, beragam
pertokoan, hotel dan jasa, sarana rekreasi, serta pusat kesehatan. Tak lupa
didirikan pula beragam pusat pendidikan yang menunjang dalam bidang industri
dirgantara, salah satunya seperti Aviation University, Malaysia Institute of
Aiviation Technology, sebuah institusi dibawah Universitas Kuala Lumpur. AAC dibangun
untuk merealisasikan ambisi Malaysia sebagai Hub Internasional dunia khususnya
dalam bidang industri dirgantara. AAC menggabungkan dunia pendidikan, industri,
aktivitas bisnis serta hunian dalam satu kawasan terpadu. AAC diklaim sebagai
satu-satunya aerospace hub yang
dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah seluruhnya.
AAC
merupakan mega proyek multidepartemen yang dikomandoi oleh Majlis Amanat Rakyat
(MARA), departemen pemerintahan yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya
manusia nasional serta kewirausahaan. MARA memasok 30% kebutuhan tenaga kerja di
Malaysia dengan mengembangakan institusi pendidikan mulai dari pusat keahian,
pra-universitas, hingga sekolah vokasi. Dalam pembangunannya, MARA bekerjasama
dengan Malaysian Industry-Government Group for High Technology (MIGHT), sebuah
departemen dibawah perdana menteri, Ministry of International Trade and
Industry (MITI), Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE),
Malaysian Investment Development Authority, Performance Management and Delivery
Unit (PEMANDU), SME Corp (BUMN Malaysia yang bergerak di bidang manufaktur
pesawat terbang), dan TalentCorp Malaysia. Mereka saling bersinergi, bergabung
bersama membentuk kolaborasi antar departemen dengan satu tujuan yaitu
mempromosikan serta mendukung perkembangan industri dirgantara di Malaysia.
AAC
mengambil tempat di Selangor, kawasan yang sangat strategis di jantung Malaysia.
Hanya 20 menit dari pusat kota Kuala Lumpur, 40 menit dari KLIA, dan 5 Menit
dari Sultan Abdul Azih Shah (Subang) Airport. Terletak di Subang Centre yang berada
di kawasan Malaysia International
Aerospace Centre (MIAC) dan dikelilingi oleh fasilitas kedirgantaraan
seperti MAS Complex (bisnis ekspedisi
dan kargo terbesar di Malaysia), Eurocopter, Subang Skypark dan Sapura Aero. Selain
itu AAC menawarkan konektivitas, integrasi yang tiada batas antar pelaku
industri utama di industri penerbangan. Subang Centre merupakan pusat dari Aviation Maintenance, Repair & Overhaul
(MRO) dan pusat fasilitas Mechanical
& Aerospace Engineering (MAE). Pabrik-pabrik manufaktur pesawat terbang
juga terletak di kawasan ini dan diantaranya seperti General Electric Engines, Spirit Aerosystem, Eurocopter, Airbus, Hawker
Pacific, Sabena Technic, AgustaWestland, Pratt&Whitney, Saffar, AAR, dan Hamilton
Sundstrand.
Megaproyek
ini dimulai pada tahun 2014 dan direncanakan selesai pada tahun 2017.
Pembangunannya membutuhkan waktu yang singkat karena sarana dan prasarana
penunjang sudah ada dan sudah sangat siap dalam menjamin pembangunan AAC.
Keunggulan Malaysia tercermin dari konektivitas yang baik antara dunia akademik
dan industri. Kemudian mudahnya melakukan kerjasama antar kementrian dan
departemen yang sangat kolaboratif, iklim investasi yang aman dan nyaman,
birokrasi yang mudah, reputasi industri dirgantaranya yang sudah diakui di
dunia global. Hal ini yang membuat Malaysia tak segan-segan menggelontorkan
investasi yang sangat besar dalam megaproyek ini. Malaysia percaya bahwa
industri penerbangan adalah masa depan mereka yang mampu membawa Malaysia
menjadi hub penerbangan global serta
menjadi salah satu negara yang menjadi pemain penting di dunia.
1 komentar
nice share gan,,
BalasHapusApartemen High Point Siwalankerto