Asisten Program Pusat Studi Jerman UGM

Januari 31, 2015


source: whatiwanttodo-beforeidie.tumblr.com
"Jerman kini menjadi negara impian sejuta umat untuk melanjutkan studi lanjutannya, tak terkecuali saya. Banyak dosen-dosen muda di jurusan saya yang memilih jerman sebagai tempat mereka menimba ilmu. Bahkan, tak sedikit pula teman-teman yang saya kenal menjadikan Jerman sebagai salah satu target dalam life plan-nya. Saya tak heran karena Jerman memang merupakan negara yang leading di bidang sains dan teknologinya."


          Kira-kira begitulah paragraf pembuka yang saya tulis ketika membuat motivation letter dalam melamar asisten program di Pusat Studi Jerman UGM. Memang tak dapat dipungkiri, pesona Jerman terlalu menarik bagi saya. Mulai dari keindahan alamnya, perkembangan ipteknya, khazanah sejarahnya, kedigdayaan Nazi dan Hitler-nya, hingga Museum VW-nya. Maka ketika Pusat Studi Jerman UGM (selanjutnya disingkat Pusman) mengadakan open recruitment asisten program tahun 2015, tentunya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Tugas asisten program sendiri adalah menjadi front officer Pusman UGM, mengkoordinir event-event pusman, melakukan penelitian, event kebudayaan, dan masih banyak yang lainnya. Maka, sejak jauh-jauh hari saya sudah mencatat syarat-syarat apa aja yang dibutuhkan, seperti membuat surat lamaran, cv, motivation letter, mencetak transkip nilai, hingga membuat surat pernyataan mahasiswa aktif di tingkat fakultas. Namun karena saya males ngurus satu dan lain hal, semua syarat-syarat yang dibutuhkan tersebut baru bisa saya kumpulkan seminggu menjelang deadline.

          Sebetulnya ketika masa-masa penyiapan berkas tersebut berbarengan dengan masa-masa UAS. Tapi pikir saya, kapan lagi coba ada kesempatan begini, karena di syaratnya tertulis diutamakan untuk mahasiswa semester 2 s/d 6 dan tidak sedang/akan menempuh KP dan KKN.  Berarti kan waktu saya tinggal tahun ini atau paling tidak 2 tahun kedepan saat sudah semester 7, yang artinya masa-masa  berjibaku dengan skripsi dan tuntutan-tuntutan akademis lainnya. Lagipula ketika saya sudah memasuki semester 7 tidak ada jaminan syaratnya akan tetap sama, atau bahkan programnya masih ada. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengurus syaratnya di sela-sela UAS, nggak ada salahnya mencoba, ya siapa tau kan iseng-iseng berhadiah.

           Setelah mencatat apa-apa saja syarat yang dibutuhkan, mulailah saya main-main lagi ke bagian akademik jurusan dan fakultas. Urusan di jurusan ini bisa di selesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya tanpa kendala yang berarti. Nah, lain urusannya kalau yang di fakultas, walau ini bukan kali pertama saya berurusan dengan bagian akademik & kemahasiswaan fakultas, tapi ya ending-nya tetep gitu, menguras hati. Jadi, disana kita mengetik sendiri surat yang kita butuhkan dengan komputer yang ada. Saya pikir ketika sudah selesai, surat tersebut akan di-print-kan lalu masuk ke proses berikutnya. Ternyata setelah seminggu lewat bolak-balik kesana, surat saya belum di proses juga, kan kesel. Akhirnya pada suatu masa saya disuruh ngetik lagi, dan ternyata langsung di print saat itu juga. Duh Gusti paringana sabar...

          Kemudian setelah melewati proses ini, akhirnya surat aktif mahasiswa sudah ditangan. Eits, belum selesai sampai disitu! Saya masih harus minta paraf sekjur akademik jurusan dulu baru setelahnya minta tanda tangan wakil dekan akademik & kemahasiswaan.  Prosesnya lama lho, di jurusan mungkin perlu waktu sehari semalam, kalau di fakultas ya tergantung amal ibadahmu. Semakin banyak semakin cepat, begitu pula sebaliknya. Singkat cerita, syarat-syarat sudah lengkap dan akhirnya bisa dikirim ke Pusman UGM dengan sehat sentosa tidak kurang suatu apapun.

           Suatu sore ketika saya masih duduk-duduk gabut nggak jelas, ada pesan masuk ke handphone. Saya pikir sms kurang kerjaan dari Indos*at gitu, biasalah saya pengguna setianya jadi setiap hari pasti dikirimin sms berkali-kali gitu, perhatian banget deh ah. Jadi sms itu masih saya hiraukan hingga tiba malam menjelang. Paginya saya bangun dan melihat hape ternyata isinya pengumuman  yang menyatakan bahwa saya lolos tahap administrasi dan berhak melanjutkan ke tahap selanjutnya di hari Jum'at, 16 Januari 2015. Dari total 66 pendaftar yang ada, sebanyak 32 orang yang lolos ke tahap ini.

         Tentunya saya senang, apalagi tanggalnya tidak bertabrakan dengan tiket kereta yang sudah saya pesan jauh-jauh hari di hari minggu-nya. Kebetulan saya sudah ada agenda nge-trip backpackeran bareng kawan ke Banyuwangi dan Lombok di tanggal segitu. Namun apa daya, manusia hanya bisa berencana, Tuhan pula yang menentukan. Tanpa disangka seleksi selanjutnya diundur jadi hari senin, tanggal 19 Januari 2015, karena hari jum'at-nya Pusman ada pertemuan dengan pihak Rektorat. Akhirnya, saya dan kawan saya itu terpaksa bolak-balik ke Stasiun Lempuyangan untuk membatalkan tiket. Waktu itu opsinya bisa dibatalkan/diundur tnggalnya masksimal 2 hari sebelum keberangkatan, Karena, nggak mau berspekulasi akhirnya saya memutuskan untuk membatalkan tiket tersebut, dan hanguslah sudah uang kami yang jumlahnya lumayan itu.

          Darisitu kami pulang ke kosan dia dengan perasaan bimbang gundah gulana. Apakah tetap ingin melanjutkan rencana nge-trip bareng ini, atau sudah dibatalkan sekalian saja. Hal itu diperparah juga dengan tiket pesawat ke kampung halamannya di Medan juga sedang murah-murahnya pada hari itu. Akhirnya saya memutuskan untuk memberikan pilihan penuh kepadanya, apakah ingin tetap berangkat dengan tanggal keberangkatan yang tak pasti, atau pulang kampung ke Medan. Kemudian kawan saya ini bilang;

"Ya udahlah wak, kau selesaikanlah dulu urusan kau itu. Kalau udah selesai barulah kita mikirin ini gimana. Aku kayaknya nggak jadi pulang, nanggung juga."

Baiklah, berbekal restu dari kawan saya itu, akhirnya saya kembali melanjutkan proses seleksi di tahap berikutnya, tanpa memikirkan untuk mem-booking tiket-tiket dan lain sebagainya.

          Hari itu pun tiba dan saya bertemu dengan para "pesaing-pesaing" saya di Pusman. Ketika sesi perkenalan, saya mendadak ciut karena mayoritas yang lolos ke tahap itu rata-rata sudah menempuh semester 7, dan mencari kesibukan di sela-sela pengerjaan skripsi. Kalau ditanya masalah pengalaman, da aku mah apa atuh dibanding mereka, hanya serpihan bon cabe yang nempel di bungkusnya. Ya udah sih, mereka ngomong pengalaman dan keahlian ini itu dengan mantapnya, sementara saya mah berusaha menyampaikan apa-apa saja yang sudah saya kerjakan selama ini, tentu dengan cara yang elegan, biar nggak terkesan jumawa dan dilebih-lebihkan, ngalir aja sih sebetulnya.

         Tahap itupun selesai dan kita tinggal menunggu pengumumannya, kalau lolos akan masuk ketahap terakhir, yaitu wawancara langsung dengan Kepala Pusman UGM. Hari kamis, atau tepatnya 3 hari setelah seleksi, pengumuman pun tiba. Jujur saja, saya tidak mempunyai ekspetasi apa-apa karena saya menyadari bahwa "lawan main" saya semuanya orang-orang hebat. Tapi siapa sangka saya lolos ke tahap terakhir ini, dimana hanya 12 orang yang diambil dari 32 orang. Seleksi terakhir di adakan hari Jum'at tanggal 23 Januari 2015 setelah sholat Jum'at. Hanya akan diambil 6 orang asisten dari 12 kandidat tersebut. Kemudian jika dinyatakan lolos, maka hari jumat minggu depannya atau tanggal 30 Januari 2015 harus datang ke Pusman untuk tandatangan kontrak kerja.

         Kemudian pikiran saya malah kembali memikirkan bagaimana  kelanjutan rencana nge-trip yang memang sudah di rencanakan sejak lama. Awalnya, kami ingin memesan tiket untuk keberangkatan hari sabtu namun mahalnya minta ampun. Kemudian, saya punya ide untuk menggunakan bus umum saja yang harganya lebih murah. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat menggunakan bis di hari jumat setelah wawancara. Berjudi dengan waktu, tanpa tahu jadwal keberangkatan bis yang akan membawa kami ke Banyuwangi.

          Hari seleksi akhir pun tiba. Saya datang ke Pusman dengan perasaan campur aduk, antara nervous mau wawancara, excited karena sebentar lagi mau jalan-jalan, dan juga deg-degan melihat jadwal keberangkatan bis yang tidak pasti. Untungnya, saya dapat urutan ketiga wawancara jadi saya tidak terlalu menunggu lama karena proses wawancara hanya berlangsung selama 10-15 menit. Begitu peserta pertama dan kedua selesai wawancara, ekspresinya beda-beda, ada yang senyum-senyum, ada juga yang keliatan serius. Ya udah sih, begitu saya dipanggil saya melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan dengan perasaan nothing to loss, memantapkan hati bahwa sampai ke tahap ini saja kamu seharusnya sudah bersyukur dan merupakan sebuah pencapaian yang sudah baik. Begitu saya ulang-ulang terus sampai masuk ke ruang wawancara.

          Setelah 15 menit yang mendebarkan berlalu, saya cuma bisa pasrah saja dengan hasilnya. Tapi disamping itu saya juga senang karena sudah selesai wawancara. Setelah selesai pun, saya langsung memohon izin kepada rekan-rekan yang lain yang menunggu panggilan wawancara untuk pulang duluan. Ya alasannya apa lagi kalau tidak mengejar bis. Akhirnya, melengganglah saya keluar dari Pusman UGM dengan perasaan yang masih sama, campur aduk, cuman kali ini excited-nya yang lebih mendominasi.

         Singkat cerita, begitu hari senin tiba saya sudah standby dengan handphone saya, siapa tau ada kabar bahagia datang dari Pusman UGM. Namun saya tunggu sampai pagi menjelang, pesan itu tak kunjung datang. Baiklah, saya simpulkan kalau saya tidak lolos program ini, mungkin bisa coba dua tahun lagi, pikir saya waktu itu. Keesokan harinya, ketika saya sedang bersantai di Gili Trawangan menikmati paparan sinar matahari dan memandangi lautan kebiruan yang cemerlang, tiba-tiba ada sms dari Pusman UGM! Tau isinya apa? Tak disangka saya dinyatakan lolos sebagai asisten program 2015 di Pusman UGM. Alhamdulillah.......

Undangan Tanda Tangan Kontrak Asisten Program 2015
          Tadi pagi, tanggal 30 Januari 2015, setelah tandatangan kontrak selesai, maka saya secara resmi menjadi bagian dari Pusman UGM hingga setahun kedepan sebagai seorang asisten program. Tentunya ini merupakan sebuah tanggung jawab yang besar dan amanah yang tidak main-main. Semoga pundak ini semakin diberi kekuatan untuk memikul "beban" yang harus diselesaikan. Semoga saya bisa melewati satu tahun ini dengan baik. Semoga, apa yang saya kerjakan disini bisa dihitung sebagai ibadah dan membuka pintu-pintu keberkahan yang lainnya. Semoga, dengan bergabungnya saya disini akan menjadi batu loncatan bagi saya dalam merengkuh cita memeluk Jerman!  

Germany, wait for me! Soon!

"Dan apabila kamu telah selesai dengan satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mu lah engkau berharap" - (Al-Insyirah : 7-8)










You Might Also Like

0 komentar