Kaleidoskop 2018

Maret 02, 2019

Saya tidak menyangka bahwa saya bisa bertahan untuk menulis di blog ini selama 8 tahun. Walaupun saya akui produktivitas saya dalam menulis semakin terkikis seiring bertambahnya kesibukan usia. Saya menjadikan kegiatan menulis sebagai katarsis karena keasyikan tersendiri yang saya dapatkan dalam melakukannya. Salah satu alasan kenapa saya bisa konsisten menulis disini karena kebiasaan yang secara tidak langsung menjadi tradisi saya dalam menyambut tahun baru; menulis kaleidoskop. 


Berfoto bersama Pak Muslim, Penggerak Kawasan Transmigrasi Kec. Seram Timur Seti, Maluku Tengah (Mei, 2018)
Well, setelah saya mengingat kembali apa yang sudah saya lakukan setahun ini, ternyata tahun 2018 tidak buruk juga.

___________________________________________________________

Januari
Akhir tahun 2017 saya memutuskan untuk resign dan tidak memperpanjang kontrak kerja saya di Kantor Urusan Internasional UGM. Hal ini saya lakukan karena saya ingin berkomitmen terhadap diri saya sendiri untuk mencoba mendaftar beasiswa S2 ke luar negeri. Sebagai bentuk ikhtiar, selama 2 minggu di awal Januari saya pergi ke Kampung Inggris Pare, Kediri, untuk belajar IELTS secara intensif. Saya beruntung mendapatkan tempat kursus yang menurut saya baik dan worth it jika dibandingkan dengan tempat kursus lain di Pare, karena sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak semua tempat kursus disana dapat dipertanggungjawabkan dan banyak kawan kursus saya yang merasa zonk sebelum kursus ditempat yang sama dengan saya. Sepulangnya dari sana, saya lanjut belajar mandiri secara intensif karena pada tanggal 20 Januari 2018 saya akan menjalani Tes IELTS. Bukan apa-apa, saya harus belajar keras dan berhasil dalam satu kali percobaan karena harga Tes IELTS sungguhlah mahal bagi orang yang berkantong cekak seperti saya :"


Februari
Nilai IELTS saya keluar di awal bulan dan saya sangat bersyukur karena saya mendapatkan nilai yang cukup untuk persyaratan mendaftar beasiswa. Dari berbagai beasiswa yang memiliki deadline di bulan Februari, akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar Korean Government Scholarship Program (KGSP) lewat jalur University Track, dimana saya harus mendaftar ke salah satu kampus di Korea dan melewati berbagai seleksi yang mereka adakan. Jika lolos, nama saya akan direkomendasikan ke NIIED (DIKTI-nya Korea) selaku Koordinator KGSP untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Saya memilih University of Seoul dengan program studi Urban Design & Planning (USP). Selain mengurus persyaratan tersebut, saya praktis menganggur dan tidak memiliki kegiatan lain. Karena itu, bulan ini saya juga mulai apply pekerjaan lagi karena persiapan mendaftar beasiswa ini ternyata cukup membuat saya miris melihat saldo tabungan saya.

Maret
Saya diterima di Pusat Studi Perencanaan dan Pembangunan Regional Univesitas Gadjah Mada (PSPPR UGM) sebagai Asisten Peneliti dalam proyek Evaluasi Pembangunan Kota Terpadu Mandiri dan Kawasan Perkotaan Baru (KTM dan KPB) yang tersebar di 18 kota/kabupaten se-Indonesia. Proyek ini merupakan proyek yang diberikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dari 18 kota/kabupaten tersebut saya mendapat tugas untuk mengerjakan 5 daerah yang harus diselesaikan hingga kontrak kerja berakhir. Kemudian, pada akhir bulan saya mendapat email bahwa saya lolos administrasi KGSP dan untuk pertama kalinya melakukan phone interview dengan calon supervisor thesis saya sebagai bagian dari rangkaian seleksi.

April
Bulan ini adalah pertama kalinya saya melakukan "perjalanan dinas" alias survey lapangan ke luar Pulau Jawa dalam konteks pekerjaan. Daerah yang pertama saya kunjungi adalah KTM Lunang Silaut yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu. Lokasinya sangat jauh dari ibukota kabupaten dan membutuhkan waktu 5 jam naik mobil dari Painan ke Lunang Silaut atau 7 jam dari Padang. Saya berkesempatan pula mengunjungi Bukittinggi dan beberapa kabupaten lain di Sumatera Barat. Dari perjalanan ini bisa saya simpulkan bahwa Sumatera Barat itu sangat keren pemandangan alam nya dan sangat mendukung untuk dijadikan prioritas destinasi wisata unggulan Indonesia berikutnya. Pada akhir bulan, saya kembali mendapat email bahwa saya lolos seleksi di kampus dan saya direkomendasikan untuk untuk mendapat beasiswa. Pengumuman akhir akan diumumkan bulan Mei. Tinggal selangkah lagi dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain berdoa.

Mei
Daerah kedua yang saya kunjungi adalah KTM Kobisonta yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Ini merupakan survey yang paling berkesan bagi saya karena saya harus menggunakan transportasi multimoda (darat-laut-udara) karena lokasi nya tidak terletak di Ambon melainkan berada di Pulau Seram yang hanya bisa ditempuh menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Tulehu di Ambon. Saya sangat excited karena terakhir kali saya naik kapal itu tahun 2015. Bedanya pada tahun itu saya menggunakan Kapal Perang KRI Teluk Bintuni 520 sementara sekarang saya menggunakan Kapal Cepat Cantika Express Bahari. Perjalanan dari Masohi (Ibukota Kabupaten Maluku Tengah) menuju Kobisonta dapat ditempuh selama 8 jam menggunakan mobil. Saya yang tadinya menaruh ekspektasi rendah terkait infrastruktur jalan yang ada dibuat terkejut karena jalan yang ada halus dan kualitasnya baik. Saya sangat menikmati perjalanan karena untuk sampai di Kobisonta, kita harus melewati Taman Nasional Manusela yang suasananya masih sangat alamiiiiiiiii dan didalamnya masih dihuni Suku Alifuru, suku asli yang mendiami Pulau Seram. Akhir bulan, saya harus mengubur impian saya untuk studi di Korea karena nama saya tidak ada di pengumuman akhir kelulusan beasiswa KGSP. Sebetulnya, pihak kampus memberikan saya beasiswa yang meng-cover biaya perkuliahan sebagai ganti dari KGSP, namun segala macam biaya akomodasi harus saya tanggung sendiri. Karena saya tidak sanggup, akhirnya saya menolak dan saya relakan saja kesempatan itu.

Juni
Sejujurnya saya sudah terbiasa dengan penolakan dan kegagalan, tapi entah mengapa kegagalan di akhir bulan itu sungguh membekas buat saya. Bahkan, sampai sekarang saya belum ada semangat lagi untuk memulai kembali. Darisitu, saya berpikir bahwa belum saatnya saya bisa S2 dan akhirnya saya memutuskan untuk fokus kerja saja dan menunda keinginan saya untuk S2 dalam waktu dekat. Untung saja, saya harus bergegas ke daerah yang ketiga dan itu sangat membantu saya untuk move on dari kegagalan tersebut. Daerah ketiga adalah KTM Hialu yang terletak di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Sebetulnya hanya butuh waktu 3 jam dari Kendari untuk sampai ke lokasi, tetapi karena medannya yang cukup sulit dan jalannya yang rusak parahhhhhhhhhh perjalanan membutuhkan waktu sampai 6 jam. Selain itu, jadwal keberangkatannya juga melewati bulan Ramadhan sehingga 2 hari pertama di bulan Ramadhan saya lalui disini.

Juli
Awal bulan Juli, saya melakukan survey ke KTM Geragai yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Lokasinya cukup dekat dengan Kota Jambi, yaitu satu setengah jam perjalanan menggunakan mobil. Selain itu, saya juga berkesempatan mengikuti seleksi penerimaan pegawai di salah satu perusahaan mnc yang bonafid. Sewaktu saya melakukan psikotest, saya bertemu dengan peserta yang lain dan saya mendapati mayoritas mereka adalah lulusan S2, bahkan tidak sedikit dari mereka adalah alumni LPDP yang baru pulang ke Indonesia. Hal itu menyebabkan saya menjadi jiper abis. Ajaibnya saya melaju sampai tahap terakhir, namun pada akhirnya saya gagal tembus juga. Sudah biasa~~~
Agustus
Bulan ini menjadi bulan terakhir saya melakukan survey lapangan, dan daerah yang saya datangi adalah KTM Cahaya Baru yang terletak di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasinya sangat dekat dengan Banjarmasin, hanya butuh waktu satu jam perjalanan menggunakan mobil. Saya berkesempatan mengunjungi beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan dan yang menjadi highlight perjalanan kali ini adalah trekking di Bukit Matang Keladan. Selain Pasar Apung Banjarmasin yang memang sudah tersohor, kalian yang berkunjung ke Banjarmasin harus mencoba trekking di Bukit Matang Keladan ini. Tempatnya masih sangat alami, jika sampai puncak kalian akan disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa. Warga lokal bahkan menyebut Matang Keladan sebagai Raja Ampat-nya Kalimantan. Menurut saya itu tidak berlebihan karena pemandangannya memang sangat keren!

September
Setelah 6 bulan terakhir melakukan survey ke berbagai daerah, bulan ini saatnya untuk menulis laporan akhir. Praktis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan reguler di kantor seperti biasa. Saya dan kawan-kawan harus berjibaku menyelesaikan laporan karena kontrak proyek ini berakhir pada bulan September.

Oktober
Dalam rangka ulang tahun yang ke-40, PSPPR UGM mengadakan berbagai kegiatan yang acara puncaknya adalah Seminar Nasional yang mengundang pejabat teras beberapa kementerian dan juga walikota/bupati di Indonesia sebagai pembicaranya. Saya bertugas sebagai LO untuk Sekretaris Jendral Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KDPDTT), Bapak Anwar Sanusi. Pengalaman yang sangat mendebarkan karena sebelumnya saya tahu bahwa beliau tidak akan hadir, ternyata waktu hari H, jam 7 pagi saya diminta menjemput beliau untuk kemudian mengantar nya ke lokasi Seminar. Pagi yang sangat hectic kala itu.

November
Setelah proyek KTM selesai, saya ditawari untuk membantu dalam proyek Identifikasi Makam dan Sarana Prasarana Wilayah Perkotaan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur dengan kontrak kerja selama 2 bulan. Karena saya belum memiliki rencana apa-apa, akhirnya saya menyanggupi. Awal bulan saya melakukan survey ke Kabupaten Magetan. Survey yang cukup berkesan karena saya harus mendatangi seluruh makam yang ada di Magetan dengan kondisi geografis yang sangat beragam, mulai dari makam di persawahan hingga makam di perbukitan dan lereng gunung  yang sangat menantang. Kemudian, setelah sempat gagal tahun lalu, tahun ini saya mencoba peruntungan kembali untuk mendaftar CPNS. Alhamdulillah, nilai saya memenuhi passing grade Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan berhak untuk mengikuti rangkaian seleksi selanjutnya.

Desember
Setelah 2 bulan berjibaku tentang makam-makam yang ada di Magetan, akhirnya proyek ini selesai juga. Sebagai bentuk apresiasi, pada tanggal 31 Desember pagi, saya dan rekan satu tim melakukan piknik ke Pantai Baru, menikmati santapan seafood di pinggir pantai hingga sore. Selain itu saya juga mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) yang terdiri dari Tes CAT dan Psikotes Lanjutan sebagai tes terakhir dalam rangkaian seleksi CPNS. Tes tersebut berlangsung pada tanggal 27-28 Desember. Usaha maksimal sudah dilakukan, kini tinggal serahkan hasilnya kepada yang diatas.

___________________________________________________________

Pada akhirnya, saya merasa tahun 2018 ini adalah tahun penempaan diri bagi saya. Sebagai anak pertama di keluarga, apalagi laki-laki, banyak harapan yang diletakkan di pundak saya. Setelah lulus, tentunya saya punya aspirasi sendiri dalam menjalani hidup. Ingin mencoba ini itu, tapi pada realitanya, tidak semudah itu. Saya tidak hidup sendiri. Pada akhirnya, saya harus bijak dalam mengelola ego dan ekspektasi agar semuanya bisa berjalan se-irama.  Every next level of your life will demand a different you, saya percaya itu.

Tahun ini, saya ingin menjadi pribadi yang semakin woles, for the sake of mental health, dan lebih banyak melihat sisi positif pada hal apapun dan belajar untuk selalu bahagia.

Sebagai penutup, mengutip quote terkenal dari Hellen Keller:

Although the world is full of suffering, it is also full of the overcoming of it.

So, 2019, i am ready to bear anything you given to me!

Godspeed!

You Might Also Like

0 komentar