Kaleidoskop 2013 #1

Desember 29, 2013

Tak terasa sudah empat tahun blog ini ada dan ini tahun ketiga saya menulis Kaleidoskop. Bukan pertanda sebuah bentuk kesombongan terselubung, apalagi jika dikaitkan dengan eksistensi diri sendiri. Saya tidak perlu itu. Ini adalah wujud refleksi bagi saya tentang apa yang sudah saya perbuat selama satu tahun ini. Syukur-syukur kalau ada pelajaran dibaliknya yang bisa diambil. Bukannya terasa indah jika kita bisa saling berbagi?

Tahun ini berlalu sangat cepat! Kalau boleh dirangkum, tahun ini adalah tahun perjuangan. Nano-nano, karena menentukan masa depan saya selanjutnya. Selain itu, tahun ini saya juga kurang produktif menulis di blog ini, buktinya sampai postingan ini muncul, saya hanya menulis 14 postingan saja.

Baiklah kita mulai, intinya man make plans, God do the rest.

Januari
Awal tahun, penghujung kelas 3 SMA. Ketika teman-teman yang lain mulai berpikir "mau kuliah dimana?",saya justru berpikir keras "gimana caranya bisa kuliah?"-tanpa membebani orangtua. Walau akses terhadap pendidikan adalah kewajiban setiap orang tua, namun ingin rasanya bisa kuliah dengan usaha sendiri, sudah cukup tetesan keringat yang tercipta dan peluh kesah yang terjatuh, saya harus berdikari. Dengan prinsip saya itu, salah satu jalan keluarnya adalah kuliah dengan beasiswa. Pernah saya mencoba Beasiswa Malaysia yang peminatnya ribuan itu, namun gagal. Masih di bulan Januari juga, saya mendaftar di Universitas Islam Indonesia dan diterima di jurusan Teknik Lingkungan. Namun, kesempatan ini saya lepas, karena biayanya yang terlampau mahal dan terlebih ini bukan program beasiswa. Ikut dua tryout UN dan SBMPTN, yang pertama GET ITB 2013 dan kedua TOKSIK dari Kimia UGM. Dan, pada akhirnya hanya 2 tryout itu saja yang saya ikuti sampai saya masuk kuliah.

Februari
Bulan ini rentetan latihan UN dari tingkat sekolah, kota, sampai provinsi bergulir. Mulai dari awal sampai akhir bulan Februari. Di bulan ini saya harus ekstra belajar keras mengejar ketertinggalan dari teman-teman yang lain. Bayangkan saja! H-2 bulan UN, nilai biologi saya masih 5,00. Apalagi nilai matematika, hanya  4,50 dan fisika tidak mau beranjak dari angka 4,00! Hal ini diperparah dengan saya yang tidak mengikuti bimbingan belajar di lembaga manapun. Istilahnya, udah bodo nggak tau diri. Sempat mengalami titik terberat karena melihat teman-teman yang lain nilainya menanjak naik. Sementara saya? Menjadi penghuni tetap kelas tambahan yang di khususkan untuk murid yang nilainya tidak memenuhi syarat kelulusan hingga H-7 pelaksanaan UN. Mengenaskan.

Maret
Bulan ini saya menyelesaikan Ujian Sekolah dan Ujian Praktik, dan masih setia menjadi penghuni setia kelas khusus, dan semakin rajin berkunjung ke rumah Pak Yanto, belajar kimia, guru terbaik yang pernah saya temui selama ini. Dibulan ini juga saya berhasil menjadi juara 1 lomba Jelajah Jogjakarta 2013 yang diadakan jurusan Teknik Geodesi UGM yang tahun sebelumnya saya hanya mampu finish diperingkat ke 3. Saya satu tim dengan 2 orang sahabat saya di pecinta alam SMA, Dedy Kurniawan dan Arvian Raka (D3 Akuntansi STAN 2013). Ini tahun kedua tim kami bisa mempertahankan predikat juara tersebut. Senang sekali karena keberhasilan kami selama 2 tahun ini, menjadi tradisi turun temurun dan diteruskan oleh adik-adik kelas kami di pecinta alam SMA.

April
Akhirnya gugurlah sudah kewajiban kami sebagai siswa SMA dengan ditunaikannya UN 2013. Sekarang saya fokus lagi mencari beasiswa. Ternyata jalan saya terbuka, saya diterima di Institut Manajemen Telkom Bandung (sekarang Telkom University) jurusan Manajemen Bisnis dan Teknologi Informasi (MBTI) GRATIS dengan skema Beasiswa JPPAU. Impian saya terwujud, bisa kuliah gratis di universitas swasta yang bonafid. Saya mantap melabuhkan pilihan di kampus ini, dan belajar sekenanya untuk persiapan SBMPTN yang sudah tidak terlalu saya harapkan. Dibulan ini pula, salah satu sahabat saya berpulang ke Rahmatullah. Teriring doa, dan kerinduan yang amat mendalam, sahabat saya, Dedy Kurniawan.

Mei
Bulan ini saya berkesempatan mengikuti sebuah program yang bernama Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2013 kerjasama antara Yayasan Mata Air dengan Nahdlatul Ulama. Disini saya belajar persiapan SBMPTN dengan konsep pondok pesantren dan nyantri ala santri-santri di Gontor selama satu bulan penuh di Pondok Pesantren NU Sunni Darussalam, Maguwoharjo, Sleman selama 1 bulan penuh. Selain belajar materi SBM saya juga belajar ilmu agama. Wawasan keislaman saya semakin luas karena saya pernah mencicipi berbagai "gaya" dalam beragama, mulai dari SD di Bekasi yang sangat universal dan heterogen, SMP dengan ajaran Muhammadiyah, SMA dengan ajaran berbagai mazhab, hingga akhirnya "mencicipi" ajaran NU. Saya jadi mempunyai sudut pandang baru tentang kedua organisasi islam terbesar di Indonesia ini, Muhammadiyah dan NU. Mereka ada, untuk saling menguatkan, bukan untuk menjatuhkan. Hingga saya sampai pada konklusi bahwa agama, adalah perjalanan spiritual. Satu sama lain kadarnya berbeda, tidak bisa dipaksakan, namun harus terus diusahakan.

Juni
Tanpa di duga, saya lolos seleksi SNMPTN jalur Undangan di Perencanaan Wilayah Kota Universitas Gadjah Mada. Entah saya harus bagaimana lagi, ketika akhirnya saya tau permohonan beasiswa saya diterima! Saya yang waktu itu masih ada di pondok, langsung menelpon ibu saya di rumah. Saya bilang "Mah, aku keterima di UGM" sejurus kemudian, dari seberang telepon terdengar suara ibuku yang semakin berat, dia menangis, haru. Saya hanya bisa bersyukur, dan berkata lirih: perjuangan ini tidak sia-sia. Teringat 6 bulan terakhir saya menjadi makhluk nokturnal demi mengejar ketertinggalan saya dengan teman-teman yang lain. Ternyata di bulan ini, perjuangan saya dibayar lunas oleh Allah, bahkan berkali-kali lipat dari apa yang saya bayangkan. Akhirnya, orangtua saya lebih memilih saya berkuliah di UGM daripada di Telkom. Itu artinya saya gagal merantau. Tapi saya percaya bahwa ridho Allah ada pada ridho orang tua. Perjuangaan di tempat baru pun, resmi dimulai kembali!

"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?"

You Might Also Like

0 komentar