Pecel -Asli- Madiun
Juni 09, 2013
Madiun!
Sebelumnya saya menganggap bahwa
Madiun hanyalah kota yang terkenal akan Brem dan Pecelnya. Hingga pada bulan Juni tahun 2012, saya
diajak sahabat saya, Yan, untuk mengunjungi saudaranya. Bertepatan dengan libur
dan keadaan kantong yang sedang bersahabat, saya memutuskan ikut backpacker-an kesana.
Saya berangkat dari Terminal Giwangan
pagi pukul 10.00, menggunakan bus Mira –sebuah bus Patas AC- yang
direkomendasikan teman saya yang memang asli darisana. Perjalanan memakan waktu
kurang lebih 5 jam, dan saya sampai di Terminal Madiun (yang saya lupa namanya
apa) selepas Ashar. Dari terminal, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan
angkot yang hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di pusat kota. Di kanan kiri jalan terlihat banyak pabrik
dengan cerobong asap yang tinggi-tinggi. Belakangan saya baru tau, kalau
ternyata Madiun juga merupakan sentra Industri di wilayah Jawa Timur bersama
dengan Surabaya. Pantas saja, udaranya panas dan terasa sangat kering.
Setelah turun dari angkot, kami
melanjutkan perjalanan menggunakan becak. Becak di Madiun, bentuknya seperti
becak-becak yang ada di daerah Jakarta. Bentuknya kecil, ceper, dan penutup
kepala nya datar. Tidak seperti becak yang ada di Jogja yang bentuknya besar,
dan menggelembung. Jadi, karena saya dan Yan memiliki bokong yang sama-sama
boros tempat, jadinya kami saling pangku-pangkuan, biar lebih romantis kata dia
(padahal niatnya pengiritan).
Saya beruntung datang ke Madiun pada
waktu yang tepat. Karena ternyata di bulan Juni, kota Madiun berulang tahun.
Jadi di alun-alun Madiun diadakan sebuah pesta rakyat bertajuk “Pekan Raya
Madiun” semacam Pekan Raya Jakarta namun dalam skala yang lebih mini tentunya.
Dengan membayar tiket masuk seharga 3000 rupiah, kita bisa melihat stand-stand
yang ada disana, jajanannya juga beragam, mulai dari sate sampai kerak telor,
semua ada. Puas berkeliling PRJ-nya Madiun, saya juga mampir ke Mall tertua
yang ada disana, namanya Plaza Presiden. Suasananya agak creepy-creepy gimana gitu, soalnya pengunjungnya sedikit, dan di
lantai 2 dijual guci-guci yang menambah kesan creepy itu tadi.
Pecel Madiun Aseli |
0 komentar