Pasca Ukaka Jilid 2
Juni 09, 2012Yak, ukaka -hampir- selesai :D
Entah karena saya bodoh atau ngga dapet contekan b.jepang dari temen, saya keluar paling terakhir.
Walaupun hasilnya ga bagus bagus amat, tapi yang penting saya sudah berusaha dan JUJUR ~!
Serahkan hasilnya pada Yang Maha Kuasa.
Well, sudah setahun umur postingan Pasca Ukaka, dan sekarang sudah memasuki jilid 2.
Mengenang juni tahun lalu.....
Pada waktu itu saya masih diambang kebingungan menempuh jalur apa di kelas 11. Antara IPA dan IPS. Dan akhirnya saya memilih IPA, but saya lebih suka menghapal exactly, daripada menghitung. Tapi, pedoman saya waktu itu adalah saya percaya akan sebuah pepatah yang berbunyi:
"Bersakit-sakit dahulu, mati kemudian bersenang-senang kemudian"
Akhirnya, dengan bermodal nilai IPA yang bahkan tidak lebih tinggi dari nilai IPS, saya mengambil IPA. Entah bagaimana nasib raport saya setelahnya. Raport yang nilainya sebagian besar ditopang oleh nilai-nilai non-eksak itu akan berubah menjadi semengerikan apa. Saya pun hanya terdiam.
Juni, hari ini . . .
Setelah hampir menamatkan bangku kelas 11 di kelas IPA yang merupakan kawah candradimuka bagi saya. Saya masih bisa sedikit bernafas melihat rapot saya yang nilainya gak karuan itu. Tapi saya juga tidak menuntut diri saya untuk mendapatkan yg lebih dari apa yang bisa saya dapatkan. Saya pun masih bersyukur. Mengapa? Karena kehidupan (akademis) saya berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Disaat teman-teman sebaya saya sibuk dengan belajarnya, sibuk dengan lesnya dari siang hingga petang. Saya justru sibuk melenggang naik turun gununng. Sibuk tandatangan, sibuk berbicara.
Dan, keputusan itu membuahkan konsekuensi. Konsekuensinya adalah, saya tidak bisa menikmati kehidupan belajar malam seperti teman-teman lainnya. Tapi, demi Allah. Saya tidak pernah menyesali setiap langkah yang sudah saya buat. Mungkin, saya hanya akan menyesal jika saya tidak bisa berbuat apa yang bisa saya lakukan.
Dimulai dari amanah pertama. Keputusan yang sangat berat, memimpin sebuah institusi yang membutuhkan kerelaan dan keikhlasan dalam menjalaninya. Dan, saya memilih langkah itu dengan setitik air akibat kekebalan nonspesifik yang bekerja saat itu.
Amanah kedua, lagi-lagi. Tidak! Para ahli sudah ditempatkan ditempatnya, dan saya hanya sekedar menjadi tempat bercerita bagi mereka. Jangan pernah kalian sesali apa yang sudah menjadi hak kalian kawan. percayalah.
Seharusnya hanya itu, entah ada angin apa tiba-tiba saya mendapatkan 'kejutan' lagi.
Padahal saya sudah menghindar, namun apa daya akhirnya saya mendapatkannya.
Saya hanya dapat berkata waktu itu:
Pak, do'ain saya bisa 'masuk' (re: universitas) ya !!!
Gambar apa diatas?
Ya, seorang mahasiswa dari ITB, UGM, dan UI !
Dan, mereka semua adalah senior saya dalam mengemban amanah ini. Mereka juga memiliki kisah yang hampir sama dengan saya. Harus memikirkan hal lain yang seharusnya belum mereka pikirkan. Harus memikirkan rapat dimana daripada belajar dimana. Tapi, mereka membuktikan mereka bisa! Hal itu membuat saya percaya untuk terus memperjuangkan cita-cita. Setiap melihat gambar ini, saya merasa lebih 'hidup'.
Setelah mereka, ITB, UGM, Brawijaya. Dan kakakku kemarin, kini menyusul di ITB, UGM, ITB.
Lalu, bagaimana nasib saya dan mereka kelak?
p.s: Semoga postingan Pasca Ukaka Jilid 3 besok, saya sudah menjadi mahasiswa ber-jaket kuning itu :D bismillah~
0 komentar