Bukan buku pelajaran !
Mei 16, 2011hari ini libur kejepit, males banget dah. tapi saya bersyukur kakak kelas saya telah berhasil menempuh UNAS dengan hasil yang memuaskan, lulus 100% woow ! semoga mereka dapat diterima di universitas yang mereka damba-dambakan. AMIN aku akan menyusulmu kak, segera !
nah beberapa hari yang lalu, seperti biasa jika hari sabtu saya pergi ke perpus. kenapa? karena setelah sabtu adalah hari minggu, dan minggu adalah waktu (yang seharusnya) untuk berlibur. yeahhh..
jadi biasanya libur itu dipake buat mbaca hehe, mbaca apa aja yang penting bukan buku pelajaran !
waktu mengembalikan suatu buku, tidak sengaja melihat buku ini terserak di sebuah rak :
(Bukan yang ini) Cetakan pertama: 1983 |
(Tapi yang ini) Cetakan 2005 |
"SOE HOK GIE: Catatan Seorang Demonstran"
sebelumnya saya hanya mengenal sosok gie melalui film, namun setelah melihat buku ini saya menjadi tertarik, kenapa? karena diceritakan soe hok gie adalah seorang pecinta alam dari FS-UI sama seperti saya di THA ! haha. Buku terbitan 2005 (cetakan pertama: 1983) itu menceritakan kisah seorang pelajar-mahasiswa idealis murni bernama soe hok gie yang menentang rezim busuk pemerintahan yang tengah memerintah saat itu. Isinya dibagi menjadi berbagai macam peran dalam kehidupannya, mulai dari kanak-kanak, di ambang remaja , politik, maupun, ehm kisah percintaannya edngan seorang wanita. berikut ini ada beberapa tulisan yang menarik di dalam buku tersebut, di antaranya :"Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow."
-tertera di nisannya-"Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi"
(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)"
(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)"
Sayang di usianya yang belum genap 30 tahun ia meninggal dalam pendakian gunung terakhirnyadfi gunung slamet, ia meninggal karena terjebak oleh gas beracun disana, ia dimakamkan di menteng pulo, Jakarta.
mungkin yang dapat dicontoh disini bukan bagaimana kita menjadi suatu oposisi yang baik, idealis murni, karena menurut saya jaman sekarang pikiran idealis tidak akan pernah sejalan dengan realitas, untuk itu yang perlu di contoh disini adalah:
"kegigihannya, semangatnya, keuletannya, dalam memperjuangkan cita-citanya"
walau tak melulu, kita harus tetap menjadi diri kita sendiri :D
P.S : Kayaknya kalo gue nambah kategori Resensi bagus deh, hahahaha
0 komentar