Unek-unek (Part I)
Januari 27, 2011Kalian merasa ngga kalo "disini" yang muncul cuman itu2 aja, n terkadang kemunculan terkesan sangat "dipaksakan" padahal, jika lebih bijak, banyak kok yang kompeten seperti mereka bahkan "lebih", tapi gag tau lah, pusing mikirinnya, mungkin mereka merasa pilihan mereka adalah pilihan yang paling baik dan benar, kalau memang iya, berarti mereka sudah tepat, tapi kalau tidak??????? hah, sebetulnya sih ada something not good aja, lihat "mereka" yang seperti tidak dianggap di "rumah"nya sendiri, padahal "mereka" dan "mereka" ada disebuah tempat yang sama, iya, TEMPAT YANG SAMA. Apakah "mereka" yang disana tampak begitu hebat? sehingga "mereka" tampak seperti berdiri kokoh tanpa adanya topangan dari "mereka" yang tidak tampak. Seperti ada kesenjangan antara "mereka" dan "mereka". Padahal, "mereka" bisa tampak karena ada "mereka" yang tidak tampak.
ah, sudahlah, sebetulnya tidak perlu juga memperdebatkan antara "mereka" dan "mereka", karena pada dasarnya manusia memiliki hak, kewajiban, dan bagiannya masing-masing, bagi "mereka" yang tidak tampak,
" ada kalanya, tidak selamanya ikan besar, akan tumbuh terus menjadi ikan yg lebih besar, mereka akan mati di kemudian hari, namun sebaliknya, ikan kecil tidak akan terus tumbuh mengecil, melainkan tumbuh menjadi ikan yang lebih besar "
2 komentar
Oh ya, untuk bagaimana ikan kecil bisa tumbuh besar akan membutuhkan sebuah proses menuju kedewasaan, sama halnya dengan seorang yang awalnya biasa saja bisa merubah tentang dirinya asalkan dirinya ada kemauan untuk berubah. Nah, peran sosialisasi sangatlah penting di sini bukan?
BalasHapusOh ya, unek-unek ini keren banget...gua kasih 4 thumbs up :D
(jempol tangan kiri) (jempol tangan kanan) (jempol kaki kiri) (jempol kaki kanan)
hah? gua? wkwkwwk, jakartanan mennnnn . .
BalasHapusiya, tepat sekali.
makasih jempolnya :)